wanita cantik cerdas kegemaran gaya hidup remaja dengan informasi dunia :D
Bahan:
450 ml susu cair
1 sachet sup krim ayam, siap pakai
1 sdt gula pasir
1/2 sdt garam
3 sdm jagung manis
3 sdm ayam asap (smoked chicken) potong dadu kecil
3 sdm jamur kancing (champignon) kalengan, iris halus
2 sdm mentega
Cara Membuat:
Label: Resep
Label: Resep
Label: Resep
”Linda!”
Ada seseorang yang memanggil Linda, Linda yang lagi asyik tertawa kemudian memutar tubuhnya, mulutnya menganga saat melihat cowok yang memanggilnya barusan. Cowok itu kemudian berlari ke arah Linda, Linda semakin deg-degan.
”Kamu Linda yang kemarin kan?”
”Iya kak, kakak yang namanya Anjar kan?” Linda tertunduk, mukanya memerah, dia takut Kak Anjar marah karena dijutekin sama Linda kemarin.
”Boleh ngobrol sebentar?”
Linda menengok kebelakang meminta pertolongan dari teman-temannya.
”Boleh kok kak.” Abel yang menjawab disertai anggukan Dery dan Icha, Linda sebal melihat senyuman nakal teman-temannya.
”Ikut sebentar ya Lin.” tanpa menunggu jawaban Linda, Anjar langsung menariknya, Linda memasang wajah sedih pada temannya berharap mereka akan membantu, tapi yang ada mereka malah melambai-lambaikan tangan.
Ternyata Anjar membawanya ke taman belakang sekolah, Linda semakin gusar.
”Kita mau ngapain sih kak?”
”Kakak mau minta maaf sama kamu masalah kemarin.”
”Yang mana?”” Linda pura-pura bego.
”Kakak gak tau pasti yang mana, tapi kakak kemarin liat kamu jutek banget sama kakak, pasti kakak punya salah, dan setelah kakak mikir mungkin kamu marah waktu kakak ngetawain kamu dilapangan.” suaranya merendah takut Linda sakit hati.
”Oh..iya sih, habisnya Linda malu kemarin kakak ketawain, kan kesannya aku konyol banget didepan kakak, iya kan?” pipinya semakin merah.
”Hahaha, kamu tuh lucu banget ya?”
”Kenapa?”
”Pipi kamu merah tuh.”
Linda menutup pipinya.
”Gak usah ditutup, oke gini intinya, kakak mau minta maaf sama kamu, dan kakak mau ngajak kamu jalan pulang sekolah nanti.”
Mata Linda terbelalak, bisa dipastikan baru pertama kali dia diajak jalan sama cowok seganteng ini.
”Aduh gimana ya kak?”
”Harus mau ya?” mata Anjar begitu memohon, Linda bisa lihat itu.
”Ya udah deh.”
Anjar begitu girang disaat Linda mengiyakan ajakannya.
”Kakak tunggu diparkiran ya pulang sekolah, awas kalo kabur!” Anjar tersenyum begitu manis sampai membuat hati Linda begitu senang.
Tak lama kemudian Linda sudah berada ditengah-tengah temannya, wajahnya begitu menampakkan raut bahagia, teman-temannya lantas penasaran.
”Linda kenapa? Tadi kamu ngapain aja sama Kak Anjar? Cerita dong..” Abel menarik-narik lengan baju Linda.
”Iya nih Linda lo ngapain sama dia?”Icha juga penasaran.
”Dasar cewek, baru diajak ngobrol gitu aja udah kesemsem begini..ato jangan-jangan lo dicium ya di belakang sekolah!!” Dery panik, suntrungan bertubi-tubi dari tiga cewek itu mendarat dijidatnya.
”Ngomong sing bener dong, enak aja!” Linda cemberut.
”Terus kenapa dong?” Dery meringis.
”Gue diajak jalan!!!!” Linda begitu heboh, sampai seisi kelas memeperhatikannya, tapi dia tetep cuek.
“Hah!! Yang bener?? Kita baru berapa hari disini, kamu udah ada yang ngajak jalan?” Abel berbinar-binar.
”Sama kak Anjar lagi, cowok itu kan ganteng banget.” yang ini Icha yang berkomentar, sedangkan Dery hanya mendecakkan lidahnya.
”SIRIK!!” Linda, Abel, dan Icha membentak Dery, Dery akhirnya memilih tuk diam.
”Ya elah baru diajak jalan doang senengnya kayak gitu, norak lo semua!” Aldo ikut memanaskan suasana, dan mengajak Dery ber-tos ria.
”Dery kok tos sama Aldo sih?” Abel protes, dia tau bahwa Aldo adalah musuh bebuyutan Linda.
”Habisnya lo semua gak ada yang sependapat sama gue.”
Abel tambah melotot.
”Dan lo Aldo, gak usah ikut campur urusan gue deh, lo bukan siapa-siapa gue, gak ada hak lo buat ikut campur masalah gue!”
”Gue Cuma ngasih tau lo norak, biar lo bisa jaga sikap didepan siapa tuh namanya? An..Anda,Angga, apalah, entar lo diturunin ditengah jalan lagi gara-gara kelewat norak, hahaha”
”Satu, dia Anjar! Dua, dia gak kayak lo yang gak bisa bersikap manis sama cewek, tiga, cukup segini aja lo ikut campur di dalam setiap masalah gue!”
”Empat?” Aldo semakin rese.
Tak mau berkata-kata lagi, Linda menendang kaki Aldo dan meninggalkannya.
”Sukurin!” Icha hanya mengucapkan kata itu mengiringi kepergian Linda.
Dan inilah saat yang ditunggu-tunggu Linda, dia berlari menuju parkiran, tapi akhirnya dia berhenti, dia ingat kata-kata Aldo bahwa jangan norak!! Akhirnya dia memilih untuk berjalan santai, sampai dia melihat Anjar berdiri disamping mobilnya, dia melambaikan tangan pada Linda, dan Linda membalasnya.
”Udah lama ya kak?” tanyanya polos.
”Enggak kok, baru aja, kita berangkat sekarang yuk!”
Linda mengangguk pelan.
”Tunggu!” seorang cewek memanggil dari belakang, dan dia adalah Deline.
”Kalian mau ke mana?”
”Bukan urusan lo!” Anjar tetap masuik ke mobil tapi lengannya ditarik oleh Deline.
”Anjar lo apa-apaan sih! Dia baru masuk berapa hari aja udah lo ajak jalan? Dan gue yang udah sekian lama ngejar-ngejar lo, lo gak pernah peduliin gue? Jahat ya lo!”
”Karena lo bukan dia!”
”Apa sih hebatnya dia dibanding gue? Gue punya segalanya yang bisa gue kasih ke lo!”
”Lo terlalu agresif! Ngerti! Norak tau gak.”
”Apa?! Hey, sadar dong gue kayak gini juga gara-gara lo! Bisa gak sih lo hargain gue sedikit?”
”Gak sama sekali, karena lo sendiri gak pernah mau ngehargain orang lain, lo seenaknya make kepopuleran lo buat nginjek-nginjek orang lain, termasuk yang kemarin lo lakuin sama Linda dilapangan!” Anjar menaikkan telunjuknya di depan wajah Deline.
”Jadi mau lo apa?”
”Gue mau lo stop ngejar-ngejar gue dan jangan ganggu gue!!”
Deline tak habis pikir dengan perlakuan Anjar, perasaannya campur aduk, malu, marah, sedih. Semua memandangi pertunjukkan heboh itu, termasuk Linda. Linda sekarang benar-benar tak menyangka, sekarang dia akan jalan bareng gebetan Deline, kakak kelasnya yang ditakutin banyak orang. Anjar memberinya komando untuk masuk ke mobil dan berhenti meladeni cewek ’gila’ tersebut.
”Kak kayaknya kita gak usah pergi deh.” kata Linda saat duduk di dalam mobil.
”Kenapa? Gara-gara dia?” Anjar menunjuk Deline diluar mobil, dan Linda mengangguk. Anjar menggeleng dan segera tancap gas meninggalkan sekolah.
Label: cerita berseri
”Kamu kenapa Lin?” kak Dhika bertanya saat melihat air muka Linda yang keruh.
”Sebel!”
”Kenapa sih? Gak enak banget lihatnya juga, bikin gak mood ajah!”
”Ya udah gak usah dilihat!”
”Ya ampun Lin.. ya udah sorry, emangnya kamu kenapa sih?”
Kak Dhika mengacak-ngacak rambut Linda yang sudah acak-acakan itu. Linda menepis tangan kakaknya itu.
”Apaan sih?!” Linda masih saja jutek.
”Sini duduk, kamu ceritain sama kakak deh.” Kak Dhika menariknya ke sebuah sofa panjang di ruang tengah. Linda masih saja terdiam, dia hanya memamerkan mulutnya yang masih manyun.
”Cerita dong, kakak mau tau cerita kamu.”
Linda menarik napas panjang.
”Emang kalo acara MOS harus pake acara mempermalukan adik kelas ya?”
”Sedikt, emangnya kenapa?”
”Linda tadi malu banget kak gara-gara dikerjain sama senior galak, mukanya aja kayak nenek sihir! Amit-amit deh!”
”Hahaha, emangnya kamu diapain?”
”Tadi kan aku gak sengaja numpahin air minum dia, terus bajunya basah mana kotor pula!”
”Gawat itu.” Kak Dhika berkomentar.
”Jelas, mana paginya gara-gara Linda dia dimarahin sama anak OSIS yang lain, tapi bukan salah Linda sepenuhnya juga sih, aku tau aku salah waktu itu aku main masuk aja tanpa laporan gara-gara aku terlambat, tapi dia juga gak harus terlalu membesarkan masalah kan? Pantes aja kalo dia dimarahi!” Linda berapi-api.
”Hahaha, kamu tuh ya. Mestinya di hari pertama tuh kamu bisa sedikit kalem dong, walau segimana resenya senior kamu itu. Terus yang bikin kamu malu apa?”
”Ya itu tadi, gara-gara baju dia kotor aku disuruh puter-puter lapangan, mana mata aku ditutup terus gak boleh pake sepatu, kan panas banget lapangannya.”
”Cuma itu aja?”
”Ya enggak lah.. pas lagi lari-lari aku kepeleset, aku jatuh dan rok aku kotor banget.” Linda memperlihatkan roknya yang kotor pada kakaknya itu.
”Dan gak itu aja, pas udah diketawain rame-rame aku kan lari, eh.. tau-taunya aku kejedot tiang bendera. Yang paling bikin aku sedih dan kecewa anak OSIS yang belain aku didepan senior galak itu juga ikutan ketawa, padahal tadinya aku sempet tertarik sama dia, pokoknya sebel banget deh!!”
”Hahahaha, kasian banget adik kakak ini, cup cup cup.”
”Kok malah ikutan ngeledek sih?”
”Bercanda kok de..” Dhika mencium pipi Linda dengan lembut, itu membuat Linda tersenyum.
”Kamu istirahat sana, besok kamu harus siapin mental buat diketawain, hahaha” tawanya kian menyakitkan hati Linda.
”Kakak!!! Jahat banget sih?” Linda segera bangkit dan masuk ke kamarnya, Kak Dhika semakin terbahak-bahak.
Linda semakin ragu untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah, perasaan malu masih menghantuinya, tapi kak Dhika terus menyemangati adiknya itu. Dan pada akhirnya Linda memutuskan untuk masuk, itu juga setelah kak Dhika kasih sebuah rencana untuk membalas Deline, kalau-kalau Deline masih mengusiknya.
Dengan pedenya dia masuk walau ada beberapa orang yang menatapnya, dia sudah tak mau tahu lagi, tapi tekadnya meleleh saat melihat Deline dan teman-temannya melangkah ke arahnya. Linda mau menghindar, tapi ingat rencana kakaknya Linda mengurungkan niatnya, malah dia pengen dia di kerjai sekali lagi, biar dia bisa melancarkan aksi balas dendamnya itu. Haha..
”Wess.. masih punya muka juga nih anak.” dia menyetop langkah Linda, dan melihat Linda dari bawah ke atas.
”Kenapa enggak?”
Deline sepertinya kaget mendengar jawaban Linda yang cukup ’berani’ itu.
”Oh.. udah berani ya lo sama gue, gak kapok gue kerjain ya?” muka tengil Deline terpancar.
”Gak.”
”Oke, gue salut sama lo! Tapi sayangnya gue gak mood buat ngerjain orang pagi-pagi, lo tinggal siap-siap aja, oke! Bye honey..”
”Oke, aku tunggu ya kak Deline yang manis!!” Linda menekan suaranya saat mengucapkan kata ’manis’, ya dia bukannya memuji, justru dia menyindir. Dia semakin relax hari itu. Dia biarkan dirinya tenang duduk dibangku reyot yang ada di kelasnya itu.
”Lin, kata anak-anak lo nantangin kak Deline ya?” Icha langsung melontarkan pertanyaan itu pada Linda.
”Iya emang kenapa?”
”Gila lo ya? Gak kapok lo dipermalukan kayak kemaren?”
”Justru ini saat yang tepat buat gue balas dendam Cha! Haha”
”Sarap lo ya!” Dery menambahkan.
”Kamu gak takut ya Lin? Padahal kan kemaren kamu nangis gara-gara kak Deline?”
”Aduh Abel.. jangan diingetin dong, ntar gue gak jadi nih.”
”Sorry..”
”Emang lo ada rencana apa?” Icha kembali bertanya.
”Lo liat aja. Hahaha..”
”Serem ketawa lo, ada hawa jahatnya!” Dery bergidik.
”Anjrit lo, hehe, tapi emang bener, udah deh gak usah pada riweuh deh, mending gue liat tugas MOS yang kemaren dikasih sama tuh nenek sihir, gue kagak ngarti, bahasanya gak bener, emang bego kali ya tuh cewek, aduh..aduh..” Linda geleng-geleng.
”Buset Lin.. lo panggil kak Deline nenek sihir? Pake bego lagi!” Dery kagum.
”Dia gak pantes dipanggil kakak! Apa lagi disebut pinter? No way!!” Linda makin nekat.
“Sstt.. ntar kedengeran Linda, kan nanti Abel kebawa-bawa gimana?”
”Gak apa-apa, makin seru kalo kalian bertiga malah ikut dijailin sama tuh senior menor.”
”Dasar.. Lin, recana lo apa sih kok pede banget bakalan bisa ngalahin dia?”
”Ada deh, dahsyat!!” wajahnya semakin berbinar-binar.
Label: cerita berseri
Resensi Buku Dia, Tanpa Aku
Label: resensi buku
Masyitah adalah seorang pembantu di istana Fir'aun. Tugasnya adalah menyisir rambut anak perempuan Fir'aun.
Suatu hari ketika ia sedang melaksanakan tugasnya, tiba-tiba sisir itu jatuh dari tangannya dan jatuh ke tanah. Ia kemudian memungutnya dengan mengatakan, "Dengan menyebut nama Allah."
Anak perempuan Fir'aun itu terkejut dan bertanya kepadanya, "Apakah kau mempunyai Tuhan selain bapakku?"
Wanita itu menjawab, "Ya, Allah adalah Tuhanku, Tuhan bapakmu dan Tuhan seluruh manusia."
Anak perempuan Fir'aun kemudian memerintahkan mentrinya, Haman, untuk menyiapkan sebuah wadah besar yang terbuat dari tembaga. Wadah itu selanjutnya diisi degan minyak yang mendidih.
Fir'aun lalu memanggil Masyitah dan bertanya kepadanya, "Siapa Tuhanmu?"
"Tuhanku adalah Allah," jawab Masyitah.
"Bawa ibunya dan letakkan di minyak mendidih itu sampai mati di depannya." kata Fir'aun memerintahkan.
Setelah itu, Fir'aun bertanya kembali kepada Masyitah untuk kedua kalinya, "Siapa Tuhanmu?"
"Allah adalah Tuhanku." jawab Masyitah.
"Bawa suaminya dan letakkan di minyak mendidih itu sampai mati di depannya," kata Fir'aun memerintahkan.
Setelah itu Fri'aun bertanya lagi kepada Masyitah, "Siapa Tuhanmu?"
"Allah adalah Tuhanku." jawab Masyitah.
Mereka kemudian merampas anak Masyitah yang masih menyusu dari tangannya. Ketika mereka memasukkan bayi itu ke dalam minyak yang mendidih, Fir'aun bertanya lagi kepada Masyitah, "Siapa Tuhanmu?"
"Tuhanku adalah Allah," jawabnya.
Bayi yang baru berusia beberapa bulan itu menjerit dari dalam minyak yang mendidih, "Sabarlah ibu dan janganlah engkau goyah. Engkau berada di atas kebenaran."
Mereka kemudian menarik wanita itu dan memasukkannya ke dalam minyak. Wanita itu hanya meminta satu hal. Ia meminta agar tulang-tulang dirinya, ibunya, suami dan anaknya dimasukkan kedalam satu kuburan.
Demikianlah. Kuburan itu selalu mengeluarkan aroma seperti misik bagi setiap orang yang melintasinya.
Diperoleh dari buku Kisah-Kisah Islami-dari Orang Tua Kepada Anaknya
Label: kisah-kisah islami
Sebelum azan diberlakukan, kaum muslimin sudah terbiasa melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Namun, sebagian orang sering terlambat dari waktunya.
Adalah Bilal bin Rabah al-Habasyi, sosok yang selalu berputar diberbagai daerah di dalam kota Madinah untuk mengajak orang-orang melaksanakan shalat berjamaah.
Rasulullah sangat peduli dengan apa yang dilakukan Bilal. Beliau mulai bermusyawarah bersama para sahabat untuk mencari cara mengumpulkan orang-orang guna melaksanakan shalat berjamaah.
Salah seorang sahabat berkata. "Kita memukul lonceng." Pendapat itu tidak di setujui karena meniru perbuatan Nasrani. Sahabat yang lainnya berkata, "Kita menyalakan api." Pendapat itu pun tidak disetujui karena merupakan perbuatan umat Majusi. Sahabat ketiga berkata, "Kita meniup terompet." Namun, pendapat itu pun tidak disetujui karena merupakan perbuatan Yahudi.
Dalam musyawarah itu hadir sahabat Abdullah bin Zaid. Abdullah pernah bermimpi melihat seorang laki-laki mengajari dirinya bagaimana memanggil orang-orang untuk berkumpul melaksanakan shalat berjamaah. Dalam mimpi itu ia membaca kalimat-kalimat azan yang ada sekarang.
Ketika terjaga, Abdullah merasa sangat bahagia dan mukanya berseri-seri. Ia segera berangkat ke rumah Rasul dan menceritakan apa yang dimimpikannya.
Rasul sangat bahagia dengan hal itu dan beliau berkata kepada Bilal, "Kau yang paling tinggi suaranya. Kumandangkanlah azan!"
Ketika Bilal sedang mengumandangkan azan Umar ibnul-Khaththab datang dengan tergesa-gesa. Umar berkata, "Aku melihat ini dalam mimpiku."
Kalimat-kalimat azan sebagai berikut.
Allahu akbar, Allahu akbar... Allahu akbar, Allahu akbar.
Asyhadu An La Ilaha illallah.
Asyhadu An La Ilaha illallah.
Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.
Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.
Hayya Alas Shalah...
Hayya Alas Shalah...
Hayya Alal Falah...
Hayya Alal Falah...
Allahu akbar, Allahu akbar.
La Ilaha illallah/
(Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Aku bersaksi tidak ada Tuhan (yang hak) kecuali Allah. Aku bersakasi tidak ada Tuhan (yang hak) kecuali Allah. Aku bersaksi Muhammad adalah Rasul Allah. Aku bersaksi Muhammad adalah Rasul Allah. Marilah kita shalat. Marilah kita shalat. Marilah kita menuju kebahagiaan. Marilah kita menuju kebahagiaan. Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, tidak ada Tuhan (yang hak) kecuali Allah).
Nabi Muhammad menambahkan ungkapan "Shalat itu lebih baik dari pada tidur" setelah ungkapan "Marilah kita menuju kebahagian" yang kedua dalam azan shubuh.
Diperoleh dari buku Kisah-Kisah Islami- Dari Orang Tua Kepada Anaknya
Label: kisah-kisah islami
Chili or Peppers
• Menghilangkan masalah saluran pernapasan
• Mencegah pembekuan darah
• Menurunkan kolesterol
• Mengurangi nyeri
• Menghasilkan perasaan senang
• Mempercepat metabolisme
CABAI mempercepat kemampuan tubuh untuk pulih dari influenza, gangguan sinus, dan gangguan pernapasan lain. Cabai membantu menurunkan kolesterol dan membantu mencegah pembentukan pembekuan darah yang berbahaya. Mereka juga memiliki kemampuan menghilangkan nyeri secara alami, dengan mampu mengurangi sensasi yang tidak menyenangkan dan menggantinya dengan perasaan yang menyenangkan. Cara Kerja Cabai Cabai mendapatkan rasa yng panas dan pedas dari zat kimia yang dinamakan capsaicin. Substansi ini merupakan bahan dari medikasi espektoran yang diberikan kepada pasien dengan bronkitis kronis dan emfisema. Capsaicin tampaknya bekerja seperti ini: secara sementara merangsang lambung, yang menyebabkan semacam ’guncangan’ di paru-paru dan saluran bronkial, sehingga membuka saluran pernapasan, mengencerkan mukus, dan mengeluarkan mukus yang menyumbat sistem pernapasan. Penelitian telah menunjukkan bahwa capsaicin sangat efektif untuk membersihkan sinus yang tersumbat. Capsaicin bekerja sebagai dekongestan untuk orang yang menderita alergi dan batuk pilek. Darah yang menebal dan terlalu mudah membeku dapat menimbulkan bahaya penyakit jantung dan stoke. (Stroke terjadi jika darah menyumbat aliran darah ke otak). Cabai yang digunakan setiap hari saat makan atau sebagai penyedap makanan dapat menurunkan tingkat pembekuan darah dan stroke. Penelitian Seputar Cabai Sebuah penelitian di Thailand, di mana makanan pedas merupakan makanan sehari-hari, menunjukkan bahwa orang yang makan mi dengan dua sendok teh capsicum jalapeno pepper segar setiap hari memiliki kemampuan yang lebih baik untuk melarutkan bekuan darah. Penelitian telah menunjukkan bahwa capsaicin murni (dalam paprika merah kering pula) menurunkan kolesterol darah dengan menekan produksi kolesterol LDL hati. Nenek moyang kita menggunakan ekstrak hot pepper untuk menghilangkan nyeri. Penelitian modern telah menemukan bahwa capsaicin menyebabkan ”short-circuit” saraf yang secara langsung membuat kita merasa nyeri. Penyembuh tradisional menempelkan capsaicin langsung ke gigi yang sakit. Capsaicin tersedia dalam bentuk krim untuk membantu menghilangkan nyeri dan pembengkakan akibat ruam kulit. Ilmuan yakin bahwa capsaicin dalam bentuk salep lebih efektif dalam meresap ke sendi untuk menghilangkan nyeri artritis. Capsaicin memberikan perasaan ”high” yang alami. Jika zat kimia yang mengirimkan sebuah sinyal untuk menghilangkan nyeri, otak menghasilkan endorfin dalam jumlah yang lebih tinggi dari biasanya. Endorfin adalah morfin alami yang menghambat sensasi nyeri dan membangkitkan perasaan euforik dan menyenagkan. Sebagian orang yang secara teratur memakan cabai, menurut ahli psikologi Dr. Paul Rozin, mungkin kecanduan terhadapnya karena perasaan senang yang ditimbulkannya. Penelitian di Oxford Polytechnic Institute menemukan bahwa dengan menambahkan tiga gram saus hot chili ditambah tiga gram mustard kuning (sering dinamakan ballpark mustard) ke dalam makanan dapat meningkatkan kecepatan metabolisme sebesar 25 %. Untuk makanan 750 kalori, ini berarti 45 kalori dibakar dalam waktu tiga jam. Tubuh anda melakukannya sendir. Anda hanya duduk dan membiarkan tubuh bekerja sendiri.
Bagaimana Menggunakannya: Untuk menghilangkan sumbatan, mencegah dan mengobati flu dan bronkitis kronis, makanlah makanan pedas tiga kali setiap minggu. Ahli pulmonologi Dr. Irwin Zimont memberikan tabasco atau saus red-hot chili kepada pasien-pasiennya yang menderita bronkitis kronis: masukkan 20 tetes kedalam segelas air dan kumur. Jika anda tidak biasa memakan makanan pedas, mulailah perlahan-lahan melatihnya. Jika anda berlebihan memakannya dan jika mulut anda terasa seperti terbakar, dinginkan dengan yoghurt atau susu.
Diperoleh dari buku Makanan & Jus untuk Kesehatan
Label: kesehatan
*Menghilangkan Bulu Kaki
Bagi anda yang tidak menginginkan tumbuhnya bulu pada kaki, cobalah menggosokkannya dengan kapur sirih yang telah dicampur dengan daun cabai yang kecil. Lakukan setiap hari sebelum mandi maka anda akan melihat hasilnya.
*Menghaluskan Kulit Tangan secara Instan
Jika anda ingin mendapatkan kulit tangan yang halus tapi terdesak waktu, ada cara instan untuk itu. Basahkan tangan anda dengan air lalu gosok dengan satu sendok makan gula pasir. Bilas dengan air hingga bersih, dan kulit tangan anda akan langsung terasa lembut.
*Memerahkan Bibir secara Alami
Warna bibir yang merah merona alami tentunya menjadi idaman bagi setiap wanita. Dapatkan warna merah alami bibir anda dengan memanfaatkan parutan jahe. Caranya, buatlah wedang jahe, air panas secukupnya dan gula seperlunya. Ambillah ampas yang mengendap di dasarnya dan oleskan pada bibir. Diamkan kurang-lebih 15 menit lalu dibilas dengan air. Lakukan dengan rutin dan bibir anda akan tampak merah alami.
Label: tips kecantikan
*Masker Jeruk Nipis Untuk Mengontrol Kelebihan Minyak di Wajah
Untuk membantu mengurangi kelebihan minyak diwajah, campur putih telur dari satu butir telur dengan perasan dari satu buah jeruk nipis. Oleskan pada wajah yang sudah dibersihkan. Diamkan hingga kering, lalu bilas sampai bersih.
* Gula Pasir sebagai Pengganti Scrub Mandi
Campur gula pasir dengan baby oil dengan perbandingan secukupnya. Jumlahnya bisa anda kira-kira sendiri sesuai dengan kebutuhan. Gosok ke seluruh tubuh atau ke bagian yang dirasa kasar. Lalu mandi seperti biasa.
*Menghilangkan Bekas Jerawat dengan Madu
Untuk menghilangkan bekas flek hitam atau jerawat, gunakan madu yang telah dipanaskan sebelumnya. Lalu oleskan ke daerah yang bermasalah saat masih hangat. diamkan sekitar 10 menit lalu bersihkan dengan kapas yang telah dibasahi air. Lakukan setiap hari sampai flek benar-benar hilang.
*Air Garam untuk Jerawat
Ambil setengah gelas air mendidih, masukkan 1 sendok teh garam dapur dan aduk hingga air menjadi hangat. Ambil satu lembar kapas, celupkan pada air garam lalu gosokkan ke seluruh bagian wajah. Ulangi sekali lagi lalu bilaslah dengan air hangat.
*Perawatan untuk Mengecilkan Pori-Pori Wajah
Campurkan 1 sendok teh garam dapur dan 1 sendok makan parutan timun. Oleskan pada wajah sambil dipijat perlahan, lalu bilaslah dengan air hangat. Oleskan campuran 2 sendok makan air dan setengah sendok teh cuka apel sesudahnya sebagai penyegar (bila perlu).
by: 199 Tips Cantik Mudah dan Murah dari Rumah
Label: tips kecantikan
Pagi-pagi..
BRUUKK..
”Shit!”
Aku kaget saat mendengar ucapan tersebut, ku coba untuk melihat orang yang baru saja kutabrak, tapi sulit, mataku kelilipan bulu mataku sendiri, memang aneh, tapi itulah yang sering terjadi, hampir setiap saat bulu mataku rontok dan menyelip masuk kedalam mataku, kata orang kalau bulu mata rontok berarti ada yang kangen, tapi kalau dipikir-pikir lagi siapa juga yang kangen sama aku sampai segitu seringnya? Harapku, semoga yang kangen sama aku berhenti deh, aku gak mau kelilipan sama bulu mataku sendiri. (Pedenya..)
”Jalan liat-liat dong!” dari suaranya sudah kupastikan dia seorang wanita, tapi tunggu.. kayaknya aku kenal sama pemilik suara itu. Suara yang tinggi, cempreng dan bisa bikin telinga sakit!
Mampus!! Itu pasti kak Deline..
Cepat-cepat kucari bulu mata yang masuk kemataku, dan saat sudah kudapat kujepit dengan telunjuk dan jempol ku, kutarik dan sekarang aku sudah bisa melihat.
”Maaf kak..”
”Dari kemarin lo bikin masalah mulu sama gue, dan dengan gampangnya lo minta maaf?!! Lo liat gak baju gue kena minuman?” dia berteriak dengan suara yang sangat cempreng, dia menunjuk bajunya yang kebasahan, dan astaga.. gak Cuma basah tapi juga kotor, sepertinya minuman itu adalah minuman bersoda yang pewarnanya kelewatan banyak.
”Maaf kak, tadi mata saya kelilipan.”
”Haha (tertawa dengan sangar), kelilipan apa? Mata lo aja yang gak bener!”
”Kelilipan bulu mata kak..” aku malu mengucapkannya.
”What?? Bulu mata? Gila, baru kali ini gue tau bisa kelilipan sama bulu mata sendiri, jangan bohong!!” dia gak percaya pada ucapanku, jelaslah.. kelilipan bulu mata itu ’aneh’.
”Beneran kak, saya minta maaf.”
”Dasar aneh! Mau gue maafin?”
Aku mengangguk pelan.
”Ada syaratnya.” dia tersenyum jahat, aduh.. aku mau diapain??
Aku berlari menuju kelas, berniat kabur dari kerumunan orang, sudah gak ada harga diri lagi depan semua orang, sudah cukup aku dipermalukan, ingin nangis rasanya, sudah kupastikan pipiku memerah, panas..
Saat kutemui kelasku, segera aku masuk dan duduk dibangku yang sudah mau patah, bangkunya bergoyang, dan berdenyit. Ku tutup wajahku dengan kedua tanganku, aku sudah tidak berani melihat dunia, seakan semua yang ada didalamnya tertawa. Coba bayangkan, ternyata seperti yang aku duga dari awal, kak Deline memang akan berbuat yang macam-macam padaku. Ternyata dia menyuruhku berlari keliling lapangan dengan mata tertutup serta tanpa alas kaki, sebenarnya bukan itu yang membuatku malu, tapi yang membuatku sampai merasa tidak ada tempat untuk menaruh wajahku ini adalah saat berlari aku manginjak genangan air dan terpelesetlah aku, rok ku kotor terkena lumpur yang berwarna coklat pekat, mereka semua menertawakanku dan gak cukup itu saja, setelah bangkit aku segera berlari hendak menghindari kerumunan, tapi tololnya aku tidak memperhatikan jalan, dan akhirnya aku menabrak tiang bendera, sakitnya luar biasa, lahir batin!!! Mereka kembali tertawa jauh lebih keras dari yang pertama, dan aku melihat kak Anjar, dan astaga.. dia ikut tertawa! Walau tidak begitu keras. Aku benci sama dia, ku kira dia satu-satunya orang yang peduli sama aku disekolah, ternyata dia sama saja!
Abel menghampiriku, dia duduk disebelahku dan mengusap pundakku dia ingin menenangkanku, datang lagi Icha dan Dery, mereka teman baruku.
”Linda yang sabar ya..”
Aku hanya diam, sungguh aku menangis saat itu.
”Linda udah gak usah dipikirin.” Icha turut berucap.
Akhirnya aku tidak lagi menutup wajahku dengan kedua tanganku, ku tarik nafas dalam-dalam.
”Gimana gak dipkirin? Emangnya yang tadi itu masalah sepele? Itu menyangkut harga diri, dan kalian juga tadi liat kan gimana semua orang ngetawain gue? Malu setengah mati tau gak kalo kalian mau tau!”
”Ya emang sih.. tapi gak usah lo permasalahin lagi, besok juga pasti pada lupa kok.”
”Gue gak yakin.” aku tertunduk.
”Udahlah, kalo menurut gue sih kalo lo dipermaluin kayak gitu jangan dipikirin, pede aja! Anggap aja lo lagi menghibur orang-orang, malah semakin lo kayak gini orang makin ngetawain lo, itu berdasarkan pengalaman gue loh, gue juga sering dipermalukan depan umum.” Dery sedikit manyun, aku ingin tertawa melihat ekspresinya, tapi aku hanya mampu tersenyum, kupukul lengannya dengan lembut. Aku kembali tersenyum..
Aku berjalan menyusuri jalan, mataku menerawang kesegala arah, terkadang ku tatap langit penuh harapan. Kulipat tanganku, sesekali kutendangi batu-batu kecil yang ada dihadapanku. Aku memutar kembali peristiwa saat pulang sekolah, waktu itu aku berpapasan sama kak Anjar, dia tersenyum padaku, aku tidak bisa mengartikan senyumannya saat itu, kupikir dia meledekku dengan kejadian saat aku dipermalukan didepan umum, ya sudah aku kasih saja muka tercuekku padanya, nyesel sih, mungkin saja dia memang mau senyum sama aku? Haduh.. kenapa sih apa yang aku lakuin kayaknya salah melulu? Saat sedang enak-enaknya melamun aku dikagetkan sama seseorang.
”Hayo ngelamun aja!”
Aku menengok, Aldo lagi Aldo lagi..
”Kenapa emang? Ngapain sih lo ikut campur, udah sana jauh-jauh!” aku mendorongnya.
”Yee, jutek amat bu? Biasa aja atuh.” dia manyun.
”Kenapa? Suka-suka gue mau ngapain aja!”
”Sensi amat sih lo sama gue sekarang? Kenapa sih? Gara-gara kejadian yang dilapangan?”
Degg, aku diam beberapa detik, maksud dia apa ngebahas masalah itu? Mau ngeledekin aku, begitu? Semakin panas saja terik matahari yang kurasakan.
”Mau ngeledekin? Silahkan!!” aku menjauhinya.
”Katanya mau diledek, kok malah ngejauh?” dia tersenyum genit, membuatku ingin meninju wajahnya.
”Linda tungguin!! Gue bercanda.”
Terus kupercepat langkahku, dan dia berlari. Sampai akhirnya dia meraih tanganku, kulepas genggamannya.
”Bisa gak sih lo gak ganggu gue sehari aja!”
”Gue gak pernah ganggu lo kok.”
”Hah! Gak pernah? Yang sekarang ini apa namaynya kalo bukan ngeganggu?” aku kembali pergi meninggalkannya, tapi kali ini dia tidak lagi mengejarku, kupikir dia sudah tahu diri.
”Sumpah gue gak pernah punya maksud bikin lo kesel.” Aldo berkata dengan lirih.
Tidak sama sekali kutengok dia, biarkan saja..
Label: cerita berseri
Setelah libur semester yang lumayan lama, akhirnya aku akan menghadapi yang namanya Masa Orientasi Siswa atau MOS. Segala rupa kebutuhan sudah dipersiapkan, berdandan layaknya orang gila salah satu yang membuat ku kesal, ”kenapa juga harus dandan jelek begini? Toh gak ada manfaatnya.” begitu pikir ku dalam hati. Dengan berat hati aku berangkat menuju sekolah baru ku itu, dan dalam 30 menit aku sudah menapakan kaki didepan gerbang sebuah SMA negeri di Bogor. Senyumku terpancar, tapi seketika sirna saat aku melihat sekelebat orang yang kukenali, dialah Aldo. Sebelum melangkah masuk aku memberikan senyum indahku pada kakak ku yang mengantar ku tadi kesekolah. Aku mempercepat langkah karena sebentar lagi bel akan dibunyikan, dan benar saja saat sedang berlari kecil dengan tidak sengaja aku menabrak seorang cowok, terpental lah tubuhku. Aku sedikit mendongak keatas, dia melihat seorang cowok yang ganteng banget, badannya tinggi tegap, dadanya bidang (kayaknya kalau diterawang), rambutnya panjang sekuping, matanya bulat, rahangnya tegas, dan senyumnya... manis sekali. Cowok itu ikut terduduk disampingku, membuyarkan lamunanku dengan jentikkan jarinya.
”Hei, kamu siapa? Anak baru ya?”tanyanya lembut.
”Iya, aku anak baru, maaf tadi aku gak sengaja nabrak kamu.” Linda dibantu berdiri.
”Kenalin aku Anjar, kakak kelas kamu kelas XI IPA 2, aku anak OSIS disini.”
Aduh.. mampus!! anak OSIS? Bisa dibunuh gue! aku tegang, kaki ku gemetaran.
”Hahaha, jangan tegang gitu kali, biasa aja, aku gak galak kok, ya udah kamu masuk kelas sana nanti dimarahin sama senior.” dia kembali tersenyum.
Dari pada mati berdiri disitu, ku langkahkan kakiku menuju kelas X 3. akhirnya ketemu juga, tapi karena telat sudah pasti Linda dipelototi sama seniornya. Badannya tinggi semampai, body-nya sexy kayak model, kulitnya putih mulus, rambutnya coklat panjang terurai, tapi dandanannya berlebihan seperti mau ke kondangan, tapi gak jelek kok, orang emang dasarnya cantik! Dia menatap ku sinis, matanya melirik tajam, senyumya seperti Nia Ramadhani kalau lagi peran antagonis, membuatku mati seketika. Dengan berani aku melangkahkan kaki menuju salah satu bangku kosong dipojok kelas, dan sialnya cewek itu menyetop langkahku. Dia menghampiri aku sambil berkacak pinggang, menatap ku garang.
”Songong amat lo maen ngeloyor masuk aja, udah telat bukannya laporan sama kakak kelasnya malah main masuk aja, lo pikir ini sekolah nenek moyang lo!!”
Mati deh!! aku membalikan badan.
”Ma..ma..maaf kak.”
”Seenak jidat lo minta maaf!!” dia mendorong tubuh ku dengan cukup keras, Linda hanya tertunduk, seisi kelas juga terdiam.
”Jawab!!” dia semakin sangar, tapi tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama Deline.
”Deline!!”
Cewek itu berbalik,namanya Deline? Aku bertanya dalam hati. Dia tiba-tiba memamerkan senyumnya yang manis tapi menakutkan (menurut ku).
”Eh Anjar, kenapa?”
”Lo ngapain?”
”Gue.. gue cuma marahin nih anak, abisnya tengil banget.”
“Lo tau kan peraturan kita? Gue gak suka lo seenaknya sama adik kelas, apalagi ini hari pertama, ngerti Madeline Caroline Putri?!” Anjar menyebut namanya dengan sangat lengkap.
”Iya gue ngerti!” Deline tampak kesal dipermalukan didepan ku.
Sukurin! Kataku dalam hati. Aku tersenyum kecil, sebenarnya hendak tertawa tapi aku tahu diri, Deline kembali menatapku seakan ingin menerkam. Aku segera pergi dari hadapannya dan duduk disebelah cewek manis, kelihatannya sih centil.
”Gak apa-apa kan gue duduk disini?”
”Gak apa-apa.”
”Nama lo siapa?”
”Aku Abelia anastasya, kamu bisa panggil aku Abel, kamu sendiri?” dia menjulurkan tangannya hendak menyalami ku, langsung ku jabat tangannya.
”Gue Linda Maharani, panggil gue Linda.” aku memberikan senyuman manis padanya.
Saat Anjar sudah pergi, Deline kembali menghampiriku.
”Jangan lo kira karena Anjar ngebelain lo, lo bisa bebas! Lo udah bikin gue malu depan teman-teman lo, dan gue jamin lo bakal dapet balasannya, inget itu!” dia menaikkan suaranya dengan jari telunjuk di depan hidungku, aku menahan napas dan menghembuskannya saat dia pergi menjauhiku.
Entah kenapa aku jadi senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi. Aku sadar ini pertama kalinya aku dibela sama cowok ganteng. Kan selama ini aku dikerjai mulu sama Aldo kunyuk itu. Ternyata Abel menatapku heran, dan mengguncangkan tubuhku. Dia mengingatkan ku untuk jaga sikap, dia takut kalau aku dimarahi lagi sama senior galak itu. Karena sebenarnya aku pun takut, aku menyetop lamunanku. Pengen ketemu lagi sama Anjar...
Label: cerita berseri
Hari itu adalah hari minggu, kegiatan rutin bagi ku untuk jogging tiap minggu pagi, sekedar mengitari perumahan, melihat kawanan burung indah bersenandung, mentari pancarkan kehangatan, angin berhembus membelaiku hingga tampak rambut ku pun ikut tersibak. Pagi-pagi sekali aku sudah mempersiapkan diri, dari sepatu kets putih, T-shirt putih, sweater kuning muda, celana jeans pendek, dan tak lupa satu botol aqua. Saat kaki mulai melangkah aku sedikit mengajukan permohonan pada Tuhan agar hal yang biasanya terjadi tidak terjadi pagi itu, aku sedikit mengingat kembali kejadian saat... lupakan!
Sekitar jam setengah enam pagi aku sudah mulai berlari pelan mengitari taman kemudian menuju ujung perumahan. Ujung perumahan adalah tempat spesial untuk ku disaat melepaskan beban kehidupan, disana terdapat sebuah danau mungkin buatan atau apalah. Disekitarnya hanya tanah kosong berselimut rumput hijau yang membentang, disitu memang belum dibangun sebuah hunian, alasannya apa aku pun tak tahu, aku hanya berharap tempat itu akan selalu seperti itu. Saat tiba disana, aku sedikit membungkuk melepas lelah, tak terlalu lama untuk melepas lelah, kemudian aku menatap ke depan, menatap tempat kesayangan ku itu, senyum indahkan wajah ku. Dengan semangat berkobar kembali aku berlari ke tepi danau, sedikit bermain air. Ada satu hal yang membuat ku tenang dikala berada disitu, yaitu disaat aku sedang berada di tempat tersebut, tak pernah sekalipun Aldo datang mengusik, hatiku puas. Tak ingin berlama-lama, aku segera melanjutkan kegiatan lari pagiku, saat kurang lebih lima meter berlari aku kembali menengok dan tak lupa kembali tersenyum. ’Sebentar lagi sampai, mudah-mudahan tuh bocah lupa kegiatannya’ begitu harapan ku setiap kali hampir tiba dirumah sesudah lari pagi, ada apa ya?
BYUURRR...!!!
”Kena lagi! Hahaha”
”Aldo!! Udah gue kasih tau berapa kali sama lo, jangan nyiram gue kalo habis jogging!”
”Gak apa-apa Lin, gue mandiin sekalian pake air bekas gue cuci mobil, dari pada pake air bersih, sayang tau! Buang-buang duit, lagian mubazir kalo nih air langsung di buang, biar ada manfaatnya sedikit.”
”Emang dasar lo ya!! Rese!!”
”hahaha.” tawanya membahana.
BUUKK!!!
aku yang tak mau kalah, membalas serangan Aldo, aku melemparinya dengan sebuah botol aqua yang kubawa tadi pagi, dan happy tralala botolnya tepat mengenai jidat Aldo.
”Mampus!! Hahaha.” aku pun berlalu dengan tawa, sedang Aldo hanya monyong-monyong diam terpaku di TKP, tak bisa berbuat apa-apa, tapi dia tersenyum lebar.
”I like you girl.”
What???
Hari-hari pasca UAN, aku sangat jengkel. Bukan karena takut nilai ulangan ku kecil, it’s impossible! Bukannya pamer, aku merupakan siswi terbaik disekolah. Ada satu hal yang membuatku manyun-manyun gak karuan. Tahu apa penyebabnya? aku baru saja diberitahu oleh mama bahwa Aldo akan didaftarkan disekolah yang sama dengan ku, jelas saja aku marah, sebab nasib sial yang bertubi-tubi sejak TK sampai SMP yang kukira akan berakhir dengan happy ending, ternyata sebuah angan. Aku melancarkan aksi mogok ngomong, bukan aksi mogok makan soalnya aku doyan banget makan. Sementara Aldo sangat senang dengan hal itu, kenapa? Mungkin dia berpikir akan tetap bisa berbuat jahil pada ku, atau mungkin ada hal lain??
Selain sifat jahil Aldo, ada lagi satu hal yang membuat ku benci bila harus disekolahkan disekolah yang sama dengan Aldo, yaitu persaingan kami. Kami adalah dua murid berprestasi, kami manjadi saingan sejak SD, tak ada habis-habisnya. Tapi ada yang membuat ku sedikit heran, saat hari belajar biasa bisa dibilang nilai Aldo tidak dapat menyaingi nilaiku, tapi mengapa saat ada tes dia selalu menyamai nila ku? ’dia pasti nyontek’ aku pernah berpikiran demikian, tapi bukti mengatakan lain. Dulu aku pernah menantang Aldo dalam mata pelajaran matematika, dan hasilnya memang bagus. Jadi apa yang mebuatnya seperti itu? Apa dia memakai sihir? Entahlah..
Yang jelas aku teramat tak suka kalau aku harus satu sekolahan lagi, apa lagi dalam rencana ku saat SMA nanti, aku mau PUNYA PACAR!! Yang pasti sudah jelas Aldo akan hancurkan impian itu, bagaimana tidak? Dia selalu mempermalukan ku, jadi akankah aku punya pacar kelak??
Semoga...
Label: cerita berseri
Pagi-pagi begini aku sedang lari tergopoh-gopoh, pipiku basah, di bajuku terlihat noda mungkin seperti lumpur. Dibelakangku ada seorang anak lelaki yang berlari mengejarku, tangannya penuh lumpur, sepertinya dia yang meninggalkan noda lumpur itu pada baju baruku. Umur kami bisa diperkirakan sekitar 9 tahun . aku berlari hingga tiba didepan ibu dan memeluk ibu sebari menangis. Ibu berusaha untuk meredakan tangisku yang sesenggukan, sementara lelaki jahil itu bersembunyi dibalik pohon, dia menyeringai, tawanya jahat lalu pergi menjauh dari situ karena takut di damprat ibu ku, sebetulnya sang ibu tahu siapa yang membuat anaknya ini menangis, ia pasti Aldo! Dia tahu betul anak lelaki itu sangat suka menjahili anaknya, tapi sang ibu tak mau memarahi bocah nakal tersebut, ’masih kecil’ pikirnya, dia hanya mengajak anaknya masuk untuk bersih-bersih.
Linda, itulah aku, aku adalah seorang gadis yang ceria penuh semangat belajar tapi sedikit cengeng. Maka dari itu aku selalu dikerjai sama teman lelakiku yang bernama Aldo. Entah apa yang membuat Aldo sangat senang menjahiliku. Kami adalah teman satu sekolah dan sekelas, hampir tiap hari aku dibuat menangis karenanya .
Kian hari kami makin tidak akur, terbukti saat kami sudah duduk di bangku SMP. Lagi-lagi kami satu sekolah walau tidak satu kelas. Orang tua kami memang dekat, sehingga kami disekolahkan disekolah yang sama. Di suatu hari yang terik, sekitar jam satu siang kami berdua pulang berbarengan, tiba-tiba Aldo berlari dari belakang dan dengan berani dia menaikkan rok ku yang tingginya selutut itu. Sontak aku kaget dan mengejar bocah itu. Tiba-tiba saat tengah berlari aku merasakan sakit yang luar biasa pada perut bagian bawahku, aku meringis. Kemudian aku terduduk di sebuah batu di pinggir jalan, Aldo yang sudah jauh kemudian kembali menghampiri ku dengan hati-hati, takutnya aku hanya berpura-pura kemudian menangkapnya dengan mudah.
”kenapa Lin?” Aldo membongkokkan badannya, sedangkan yang ditanya hanya diam dan tetap meringis.
”Linda lu jangan bercanda deh.”
”Eh, yang bilang gue bercanda siapa?sakit beneran tau gak!”
”Ya udah sini gue bantu.” Aldo berusaha membopong tubuh Linda.
”Gak mau ah! Nanti lu jailin gue lagi.”
“Gak kok! lu lagi sakit begini gak mungkin gue ngejailin lu.”
”Emangnya lu bisa dipercaya gitu? Gue tau betul sifat lu.” aku keukeuh.
”Eh cerewet banget sih lu! Udah deh gak usah banyak cincong.” Aldo kemudian berusaha membuat ku berdiri. Dan betapa kagetnya Aldo ketika melihat batu yang tadi ku duduki, secara reflek dia menengok ke arah rok ku.
”Linda rok lu ada darahnya!!!!” dengan tangkas dia menggendong ku di punggungnya, tasnya di pindahkan ke depan dadanya dan berlari dengan cepat, sementara aku berontak di gendongan.
Tak lama kemudian kami sampai di rumah ku dan Aldo mengetuk pintu rumah dengan keras. Tak butuh waktu lama, ibu ku segera keluar dengan wajah yang agak heran.
”Ada apa Aldo?”
”Tante, Linda roknya ada darahnya, bawa kerumah sakit aja tante, buruan ini gawat!!!”
Ibu ku tertawa dengan keras, kemudian mengelus rambut bocah lelaki itu sebari berucap.
”Aduh Aldo, makasih kamu sudah khawatir sama Linda, kalau berdarah seperti itu wajar untuk anak gadis seumuran Linda, itu namanya menstruasi sayang, entar juga kamu tau itu kok.” tante Lisa tersenyum.
”Oh begitu, hehe, Linda kenapa gak ngomong?!!” Aldo menyalahkan ku.
”Enak aja, abisnya gue mau ngomong gak dikasih kesempatan sama lu!”
”Dasar!! Baju gue kan jadi kena darah lu tau!”
”Yang nyuruh lu gendong gue siapa?”
”Sudah dong, ya udah nanti tante cuciin baju kamu ya, sekarang kamu pulang dulu, Linda gak kenapa-kenapa kok.”
”Biar bibi dirumah aja yang cuciin, siang tante.” tak lupa Aldo menjulurkan lidahnya pada ku kemudian berlari dan hilang....
Label: cerita berseri
Hujan deras mengguyur kotaku malam itu. Sambaran petir menyahut-nyahut membuat orang bergidik. Entah kenapa saat hujan begini hawa terasa panas. Seorang gadis berjalan dengan tatapan kosong menuju kamarnya, entah apa yang ada dibenaknya. Sesampainya dikamar, dengan kasar ia melempar badannya hingga punggungnya mengenai ranjang yang empuk, nafas panjang ia keluarkan seperti ada beban dihembusannya. Matanya menatap langit-langit kamar yang diselimuti debu tipis-tipis, saat itu ruangan hanya diterangi cahaya kilat yang menyelinap melalui lubang angin. Dia meletakkan kepalanya diatas kedua tangannya, kakinya dibiarkan menyilang. Pikirannya kosong sampai suara gemuruh pun tak terdengar. Dengan imajinasinya ia bermain, memaksanya kembali mengingat masa lalu yang indah namun perih saat dikenang kembali...
Saat itu dia terduduk dilantai, tangannya berada diatas meja berkaki rendah dan menopang kepalanya. Tiba-tiba handphonenya berdering menandakan ada pesan yang masuk, saat dibukanya..
Aku mengenalmu karena kau temanku
Aku bertemu denganmu karena takdirku
Aku menjagamu karena kewajibanku
Aku menyayangimu karena itu hak ku
Aku mengernyitkan dahi, aku kenal betul dengan pengirim sms ini, tapi apa maksudnya? Segera kubalas sms tersebut dan menanyakan maksud dibalik pesan tersebut, tak lama kemudian sms ’aneh’ kembali masuk..
Kurasakan kau berjalan menyusuri hatiku, kurasakan pula senandungmu membelai hatiku, senyummu selalu terurai disana, hingga lembutnya tanganmu menarikku, mengajakku menari diatas awan hingga akhirnya ku terjatuh, terjatuh didalam hangatnya kasihmu, seketika ku tenggelam didalam cintamu, dan kini tak bisa kupungkiri hati ini terus ingin menyebut namamu, ku terjebak dalam cinta mu..
Akhirnya ku mengerti apa maksud dari pesan yang dia kirimkan, mungkinkah dia mencintaiku?
Kurasakan air mataku tumpah mengingat kejadian saat dia mengutarakan perasaannya itu, ”sudah begitu lama” pikirku.
Hujan semakin deras seakan ikut menangis bersamaku malam itu. Ku akui dia pandai merangkai puisi, hingga sering kali kutersenyum sesudah membacanya, bahagianya aku saat itu..
Aku kembali tersadar, semuanya hanya masa lalu. Sekarang entah dimana, apakah masih didalam hatiku? Yang jelas aku tak yakin akan hal tersebut. Semuanya mati secara perlahan, tak ada yang tahu bahkan tidak satupun yang ingin tahu akan rasaku. Awan berlarian menjauhiku, angin berlalu tanpa hiraukanku, bintang kian jauh tak terlihat, bulan sembunyi entah kemana, dan dia... aku tak tahu.
Kembali ku terisak..
Dengan nada lemah kusenandungkan sebuah nyanyian, tak jelas terdengar dan begitu lemah, mungkin karena diiringi senggukan tangis. Liriknya begitu mengena dihati.
”seandainya kau tahu kutak ingin kau pergi meninggalkan ku sendiri bersama bayanganmu, seandainya kau tahu aku kan s’lalu cinta jangan kau lupakan kenagan kita s’lama ini”
Tak kuasa lagi kuteruskan lagu tersebut, dadaku sangat sesak. Ku lempar sebuah bantal kecil mengenai pimtu hingga menghasilkan bunyi benturan. Kini mataku perih dan sedikit bengkak, ku seka air mataku dan berusaha tegar. Tidak mudah bagiku untuk melupakannya, terutama jika kuingat senyumnya...
Senyumnya selalu membuat hatiku sejuk, itu selalu kurasakan jika ada lekukan senyum dibibirnya, sekalipun senyum itu bukan untukku...
”Langkahmu jauh didepanku, hanya punggungmu yang dapat kulihat, semakin lama kau semakin samar, hilang bersama kabut. Terus kuteriakkan namamu, tapi tak sedikitpun kau memalingkan wajahmu, seakan tak peduli akanku yang selalu berlari mengejarmu. Ku jatuhkan diriku, aku terduduk..benar-benar tak kulihat dirimu lagi, kututupi wajahku sebari menangis, setidaknya kuingin kau dengar apa yang ingin kuucapkan...’kucintaimu lebih dari cinta yang kupunya’ hanya itu, dengarlah...”jeritku dalam hati.
Energiku terkuras larut dalam tangisku, badan ini terasa ringan tapi mataku berat, itulah yangt kurasakan tiap malam sesudah mengenangnya.
Malam itu..entah keberapa kalinya..Malam itu...selalu sama dengan malam-malam sebelumnya...Malam itu..akan menjadi malam-malam berikutnya...Malam itu...akan sama...Malam itu...berlalu tanpa hadirmu...
Seketika mataku terpejam, dan tetesan air mata terakhir menetes diujung mata malam itu...
Label: curhat