Sabtu, 19 Desember 2009

Linda dan Aldo part 6

”Linda!”
Ada seseorang yang memanggil Linda, Linda yang lagi asyik tertawa kemudian memutar tubuhnya, mulutnya menganga saat melihat cowok yang memanggilnya barusan. Cowok itu kemudian berlari ke arah Linda, Linda semakin deg-degan.
”Kamu Linda yang kemarin kan?”
”Iya kak, kakak yang namanya Anjar kan?” Linda tertunduk, mukanya memerah, dia takut Kak Anjar marah karena dijutekin sama Linda kemarin.
”Boleh ngobrol sebentar?”
Linda menengok kebelakang meminta pertolongan dari teman-temannya.
”Boleh kok kak.” Abel yang menjawab disertai anggukan Dery dan Icha, Linda sebal melihat senyuman nakal teman-temannya.
”Ikut sebentar ya Lin.” tanpa menunggu jawaban Linda, Anjar langsung menariknya, Linda memasang wajah sedih pada temannya berharap mereka akan membantu, tapi yang ada mereka malah melambai-lambaikan tangan.
Ternyata Anjar membawanya ke taman belakang sekolah, Linda semakin gusar.
”Kita mau ngapain sih kak?”
”Kakak mau minta maaf sama kamu masalah kemarin.”
”Yang mana?”” Linda pura-pura bego.
”Kakak gak tau pasti yang mana, tapi kakak kemarin liat kamu jutek banget sama kakak, pasti kakak punya salah, dan setelah kakak mikir mungkin kamu marah waktu kakak ngetawain kamu dilapangan.” suaranya merendah takut Linda sakit hati.
”Oh..iya sih, habisnya Linda malu kemarin kakak ketawain, kan kesannya aku konyol banget didepan kakak, iya kan?” pipinya semakin merah.
”Hahaha, kamu tuh lucu banget ya?”
”Kenapa?”
”Pipi kamu merah tuh.”
Linda menutup pipinya.
”Gak usah ditutup, oke gini intinya, kakak mau minta maaf sama kamu, dan kakak mau ngajak kamu jalan pulang sekolah nanti.”
Mata Linda terbelalak, bisa dipastikan baru pertama kali dia diajak jalan sama cowok seganteng ini.
”Aduh gimana ya kak?”
”Harus mau ya?” mata Anjar begitu memohon, Linda bisa lihat itu.
”Ya udah deh.”
Anjar begitu girang disaat Linda mengiyakan ajakannya.
”Kakak tunggu diparkiran ya pulang sekolah, awas kalo kabur!” Anjar tersenyum begitu manis sampai membuat hati Linda begitu senang.
Tak lama kemudian Linda sudah berada ditengah-tengah temannya, wajahnya begitu menampakkan raut bahagia, teman-temannya lantas penasaran.
”Linda kenapa? Tadi kamu ngapain aja sama Kak Anjar? Cerita dong..” Abel menarik-narik lengan baju Linda.
”Iya nih Linda lo ngapain sama dia?”Icha juga penasaran.
”Dasar cewek, baru diajak ngobrol gitu aja udah kesemsem begini..ato jangan-jangan lo dicium ya di belakang sekolah!!” Dery panik, suntrungan bertubi-tubi dari tiga cewek itu mendarat dijidatnya.
”Ngomong sing bener dong, enak aja!” Linda cemberut.
”Terus kenapa dong?” Dery meringis.
”Gue diajak jalan!!!!” Linda begitu heboh, sampai seisi kelas memeperhatikannya, tapi dia tetep cuek.
“Hah!! Yang bener?? Kita baru berapa hari disini, kamu udah ada yang ngajak jalan?” Abel berbinar-binar.
”Sama kak Anjar lagi, cowok itu kan ganteng banget.” yang ini Icha yang berkomentar, sedangkan Dery hanya mendecakkan lidahnya.
”SIRIK!!” Linda, Abel, dan Icha membentak Dery, Dery akhirnya memilih tuk diam.
”Ya elah baru diajak jalan doang senengnya kayak gitu, norak lo semua!” Aldo ikut memanaskan suasana, dan mengajak Dery ber-tos ria.
”Dery kok tos sama Aldo sih?” Abel protes, dia tau bahwa Aldo adalah musuh bebuyutan Linda.
”Habisnya lo semua gak ada yang sependapat sama gue.”
Abel tambah melotot.
”Dan lo Aldo, gak usah ikut campur urusan gue deh, lo bukan siapa-siapa gue, gak ada hak lo buat ikut campur masalah gue!”
”Gue Cuma ngasih tau lo norak, biar lo bisa jaga sikap didepan siapa tuh namanya? An..Anda,Angga, apalah, entar lo diturunin ditengah jalan lagi gara-gara kelewat norak, hahaha”
”Satu, dia Anjar! Dua, dia gak kayak lo yang gak bisa bersikap manis sama cewek, tiga, cukup segini aja lo ikut campur di dalam setiap masalah gue!”
”Empat?” Aldo semakin rese.
Tak mau berkata-kata lagi, Linda menendang kaki Aldo dan meninggalkannya.
”Sukurin!” Icha hanya mengucapkan kata itu mengiringi kepergian Linda.


Dan inilah saat yang ditunggu-tunggu Linda, dia berlari menuju parkiran, tapi akhirnya dia berhenti, dia ingat kata-kata Aldo bahwa jangan norak!! Akhirnya dia memilih untuk berjalan santai, sampai dia melihat Anjar berdiri disamping mobilnya, dia melambaikan tangan pada Linda, dan Linda membalasnya.
”Udah lama ya kak?” tanyanya polos.
”Enggak kok, baru aja, kita berangkat sekarang yuk!”
Linda mengangguk pelan.
”Tunggu!” seorang cewek memanggil dari belakang, dan dia adalah Deline.
”Kalian mau ke mana?”
”Bukan urusan lo!” Anjar tetap masuik ke mobil tapi lengannya ditarik oleh Deline.
”Anjar lo apa-apaan sih! Dia baru masuk berapa hari aja udah lo ajak jalan? Dan gue yang udah sekian lama ngejar-ngejar lo, lo gak pernah peduliin gue? Jahat ya lo!”
”Karena lo bukan dia!”
”Apa sih hebatnya dia dibanding gue? Gue punya segalanya yang bisa gue kasih ke lo!”
”Lo terlalu agresif! Ngerti! Norak tau gak.”
”Apa?! Hey, sadar dong gue kayak gini juga gara-gara lo! Bisa gak sih lo hargain gue sedikit?”
”Gak sama sekali, karena lo sendiri gak pernah mau ngehargain orang lain, lo seenaknya make kepopuleran lo buat nginjek-nginjek orang lain, termasuk yang kemarin lo lakuin sama Linda dilapangan!” Anjar menaikkan telunjuknya di depan wajah Deline.
”Jadi mau lo apa?”
”Gue mau lo stop ngejar-ngejar gue dan jangan ganggu gue!!”
Deline tak habis pikir dengan perlakuan Anjar, perasaannya campur aduk, malu, marah, sedih. Semua memandangi pertunjukkan heboh itu, termasuk Linda. Linda sekarang benar-benar tak menyangka, sekarang dia akan jalan bareng gebetan Deline, kakak kelasnya yang ditakutin banyak orang. Anjar memberinya komando untuk masuk ke mobil dan berhenti meladeni cewek ’gila’ tersebut.
”Kak kayaknya kita gak usah pergi deh.” kata Linda saat duduk di dalam mobil.
”Kenapa? Gara-gara dia?” Anjar menunjuk Deline diluar mobil, dan Linda mengangguk. Anjar menggeleng dan segera tancap gas meninggalkan sekolah.

0 Comments:

Post a Comment