Sabtu, 07 November 2009

Linda dan Aldo part 2

Hari itu adalah hari minggu, kegiatan rutin bagi ku untuk jogging tiap minggu pagi, sekedar mengitari perumahan, melihat kawanan burung indah bersenandung, mentari pancarkan kehangatan, angin berhembus membelaiku hingga tampak rambut ku pun ikut tersibak. Pagi-pagi sekali aku sudah mempersiapkan diri, dari sepatu kets putih, T-shirt putih, sweater kuning muda, celana jeans pendek, dan tak lupa satu botol aqua. Saat kaki mulai melangkah aku sedikit mengajukan permohonan pada Tuhan agar hal yang biasanya terjadi tidak terjadi pagi itu, aku sedikit mengingat kembali kejadian saat... lupakan!
Sekitar jam setengah enam pagi aku sudah mulai berlari pelan mengitari taman kemudian menuju ujung perumahan. Ujung perumahan adalah tempat spesial untuk ku disaat melepaskan beban kehidupan, disana terdapat sebuah danau mungkin buatan atau apalah. Disekitarnya hanya tanah kosong berselimut rumput hijau yang membentang, disitu memang belum dibangun sebuah hunian, alasannya apa aku pun tak tahu, aku hanya berharap tempat itu akan selalu seperti itu. Saat tiba disana, aku sedikit membungkuk melepas lelah, tak terlalu lama untuk melepas lelah, kemudian aku menatap ke depan, menatap tempat kesayangan ku itu, senyum indahkan wajah ku. Dengan semangat berkobar kembali aku berlari ke tepi danau, sedikit bermain air. Ada satu hal yang membuat ku tenang dikala berada disitu, yaitu disaat aku sedang berada di tempat tersebut, tak pernah sekalipun Aldo datang mengusik, hatiku puas. Tak ingin berlama-lama, aku segera melanjutkan kegiatan lari pagiku, saat kurang lebih lima meter berlari aku kembali menengok dan tak lupa kembali tersenyum. ’Sebentar lagi sampai, mudah-mudahan tuh bocah lupa kegiatannya’ begitu harapan ku setiap kali hampir tiba dirumah sesudah lari pagi, ada apa ya?
BYUURRR...!!!
”Kena lagi! Hahaha”
”Aldo!! Udah gue kasih tau berapa kali sama lo, jangan nyiram gue kalo habis jogging!”
”Gak apa-apa Lin, gue mandiin sekalian pake air bekas gue cuci mobil, dari pada pake air bersih, sayang tau! Buang-buang duit, lagian mubazir kalo nih air langsung di buang, biar ada manfaatnya sedikit.”
”Emang dasar lo ya!! Rese!!”
”hahaha.” tawanya membahana.
BUUKK!!!
aku yang tak mau kalah, membalas serangan Aldo, aku melemparinya dengan sebuah botol aqua yang kubawa tadi pagi, dan happy tralala botolnya tepat mengenai jidat Aldo.
”Mampus!! Hahaha.” aku pun berlalu dengan tawa, sedang Aldo hanya monyong-monyong diam terpaku di TKP, tak bisa berbuat apa-apa, tapi dia tersenyum lebar.
”I like you girl.”
What???


Hari-hari pasca UAN, aku sangat jengkel. Bukan karena takut nilai ulangan ku kecil, it’s impossible! Bukannya pamer, aku merupakan siswi terbaik disekolah. Ada satu hal yang membuatku manyun-manyun gak karuan. Tahu apa penyebabnya? aku baru saja diberitahu oleh mama bahwa Aldo akan didaftarkan disekolah yang sama dengan ku, jelas saja aku marah, sebab nasib sial yang bertubi-tubi sejak TK sampai SMP yang kukira akan berakhir dengan happy ending, ternyata sebuah angan. Aku melancarkan aksi mogok ngomong, bukan aksi mogok makan soalnya aku doyan banget makan. Sementara Aldo sangat senang dengan hal itu, kenapa? Mungkin dia berpikir akan tetap bisa berbuat jahil pada ku, atau mungkin ada hal lain??
Selain sifat jahil Aldo, ada lagi satu hal yang membuat ku benci bila harus disekolahkan disekolah yang sama dengan Aldo, yaitu persaingan kami. Kami adalah dua murid berprestasi, kami manjadi saingan sejak SD, tak ada habis-habisnya. Tapi ada yang membuat ku sedikit heran, saat hari belajar biasa bisa dibilang nilai Aldo tidak dapat menyaingi nilaiku, tapi mengapa saat ada tes dia selalu menyamai nila ku? ’dia pasti nyontek’ aku pernah berpikiran demikian, tapi bukti mengatakan lain. Dulu aku pernah menantang Aldo dalam mata pelajaran matematika, dan hasilnya memang bagus. Jadi apa yang mebuatnya seperti itu? Apa dia memakai sihir? Entahlah..
Yang jelas aku teramat tak suka kalau aku harus satu sekolahan lagi, apa lagi dalam rencana ku saat SMA nanti, aku mau PUNYA PACAR!! Yang pasti sudah jelas Aldo akan hancurkan impian itu, bagaimana tidak? Dia selalu mempermalukan ku, jadi akankah aku punya pacar kelak??
Semoga...

0 Comments:

Post a Comment