wanita cantik cerdas kegemaran gaya hidup remaja dengan informasi dunia :D
Hujan deras mengguyur kotaku malam itu. Sambaran petir menyahut-nyahut membuat orang bergidik. Entah kenapa saat hujan begini hawa terasa panas. Seorang gadis berjalan dengan tatapan kosong menuju kamarnya, entah apa yang ada dibenaknya. Sesampainya dikamar, dengan kasar ia melempar badannya hingga punggungnya mengenai ranjang yang empuk, nafas panjang ia keluarkan seperti ada beban dihembusannya. Matanya menatap langit-langit kamar yang diselimuti debu tipis-tipis, saat itu ruangan hanya diterangi cahaya kilat yang menyelinap melalui lubang angin. Dia meletakkan kepalanya diatas kedua tangannya, kakinya dibiarkan menyilang. Pikirannya kosong sampai suara gemuruh pun tak terdengar. Dengan imajinasinya ia bermain, memaksanya kembali mengingat masa lalu yang indah namun perih saat dikenang kembali...
Saat itu dia terduduk dilantai, tangannya berada diatas meja berkaki rendah dan menopang kepalanya. Tiba-tiba handphonenya berdering menandakan ada pesan yang masuk, saat dibukanya..
Aku mengenalmu karena kau temanku
Aku bertemu denganmu karena takdirku
Aku menjagamu karena kewajibanku
Aku menyayangimu karena itu hak ku
Aku mengernyitkan dahi, aku kenal betul dengan pengirim sms ini, tapi apa maksudnya? Segera kubalas sms tersebut dan menanyakan maksud dibalik pesan tersebut, tak lama kemudian sms ’aneh’ kembali masuk..
Kurasakan kau berjalan menyusuri hatiku, kurasakan pula senandungmu membelai hatiku, senyummu selalu terurai disana, hingga lembutnya tanganmu menarikku, mengajakku menari diatas awan hingga akhirnya ku terjatuh, terjatuh didalam hangatnya kasihmu, seketika ku tenggelam didalam cintamu, dan kini tak bisa kupungkiri hati ini terus ingin menyebut namamu, ku terjebak dalam cinta mu..
Akhirnya ku mengerti apa maksud dari pesan yang dia kirimkan, mungkinkah dia mencintaiku?
Kurasakan air mataku tumpah mengingat kejadian saat dia mengutarakan perasaannya itu, ”sudah begitu lama” pikirku.
Hujan semakin deras seakan ikut menangis bersamaku malam itu. Ku akui dia pandai merangkai puisi, hingga sering kali kutersenyum sesudah membacanya, bahagianya aku saat itu..
Aku kembali tersadar, semuanya hanya masa lalu. Sekarang entah dimana, apakah masih didalam hatiku? Yang jelas aku tak yakin akan hal tersebut. Semuanya mati secara perlahan, tak ada yang tahu bahkan tidak satupun yang ingin tahu akan rasaku. Awan berlarian menjauhiku, angin berlalu tanpa hiraukanku, bintang kian jauh tak terlihat, bulan sembunyi entah kemana, dan dia... aku tak tahu.
Kembali ku terisak..
Dengan nada lemah kusenandungkan sebuah nyanyian, tak jelas terdengar dan begitu lemah, mungkin karena diiringi senggukan tangis. Liriknya begitu mengena dihati.
”seandainya kau tahu kutak ingin kau pergi meninggalkan ku sendiri bersama bayanganmu, seandainya kau tahu aku kan s’lalu cinta jangan kau lupakan kenagan kita s’lama ini”
Tak kuasa lagi kuteruskan lagu tersebut, dadaku sangat sesak. Ku lempar sebuah bantal kecil mengenai pimtu hingga menghasilkan bunyi benturan. Kini mataku perih dan sedikit bengkak, ku seka air mataku dan berusaha tegar. Tidak mudah bagiku untuk melupakannya, terutama jika kuingat senyumnya...
Senyumnya selalu membuat hatiku sejuk, itu selalu kurasakan jika ada lekukan senyum dibibirnya, sekalipun senyum itu bukan untukku...
”Langkahmu jauh didepanku, hanya punggungmu yang dapat kulihat, semakin lama kau semakin samar, hilang bersama kabut. Terus kuteriakkan namamu, tapi tak sedikitpun kau memalingkan wajahmu, seakan tak peduli akanku yang selalu berlari mengejarmu. Ku jatuhkan diriku, aku terduduk..benar-benar tak kulihat dirimu lagi, kututupi wajahku sebari menangis, setidaknya kuingin kau dengar apa yang ingin kuucapkan...’kucintaimu lebih dari cinta yang kupunya’ hanya itu, dengarlah...”jeritku dalam hati.
Energiku terkuras larut dalam tangisku, badan ini terasa ringan tapi mataku berat, itulah yangt kurasakan tiap malam sesudah mengenangnya.
Malam itu..entah keberapa kalinya..Malam itu...selalu sama dengan malam-malam sebelumnya...Malam itu..akan menjadi malam-malam berikutnya...Malam itu...akan sama...Malam itu...berlalu tanpa hadirmu...
Seketika mataku terpejam, dan tetesan air mata terakhir menetes diujung mata malam itu...
Label: curhat